Wednesday, September 9, 2015

Laporan Wawancara

Hallo! Maaf baru bisa post lagi hihihi ini salah satu tugas B. Indonesia dari sekolah saya ;)

Nama Kelompok :
1. Fariah Widya
2. Rizky Daffantino
3. M. Yusuf
4. Tanti Rofiqoh
5. Tasya Khoirunnisa

Peran :
1. Fariah Widya sebagai kameramen
2. Rizky Daffantino dan Tanti Rofiqoh sebagai Pewawancara
3. M. Yusuf sebagai penyunting video
4. Tasya Khoirunnisa sebagai pembuat laporan wawancara

Susunan Pertanyaan :
1. Apa yang memotivasi ibu untuk menjadi seorang guru tari tradisional?
2. Dimanakah tempat ibu mengajar sanggar tari tradaisional?
3. Sejak kapan ibu mulai mengajar tari tradisional?
4. Siapa orang yang berperan dalam mengajarkan ibu tari tradisional?
5. Mengapa ibu tertarik dengan tari tradisional?
6. Bagaimana metode ibu dalam mengajarkan tari tradisional?
7. Apakah murid ibu yang pernah mewakili sanggar ini dalam lomba tari tradisional?
8. Prestasi apa saja yang pernah ibu dapatkan?
9. Apa harapan ibu ke depannya tentang tari tradisiona?

Rangkuman Wawancara:

Yang memotivasi Ibu Endang ini awalnya menyukai kebudayaan sendiri. Biasanya Sanggar Kartika latihan di Rumah Pintar. Sejak kelas 5 SD sudah mulai mengajarkan tari tradisional sampai sekarang. Ada beberapa orang yang berperan mengajarkan Ibu Endang dalam tari tradisional ini. Ada Pak Sarojo yang mulai mengenalkan Ibu Endang ke tari tradisional, Ibu Endang dan Ibu Mimin. Metode mengajarnya pun bermacam-macam. Dari usia 3 tahun sampai usia 6 tahun, pengenalan lagu dan gerak tari tradisional. Kemudian usia 6 tahun sampai usia 7 tahun, gerak-gerak tari tradisional. Usia 8 sampai 9 tahun, mengenalkan tari tradisional dasar. Ibu Endang sedang menciptakan metode bermain sambil belajar. Biasanya kalau ada lomba-lomba tari tradisional selalu menggunakan CD untuk pengiring tari. Tapi Ibu Endang ingin saat ada lomba nanti, pengiring lagunya ada di panggung. Jadi tidak menggunakan CD lagi. Ada murid Ibu Endang yang bernama Mbak Nita pernah mewakili sanggar kartika dalam lomba-lomba tari tradisional. Ibu Endang mempunyai banyak prestasi hingga mendapatkan 1250 sertifikat lomba. Salah satunya, lomba tingkat nusantara juara 1, di Palembang juara 2, di GDC juara 2, di Taman Mini juara 3. Kemudian tingkat Internasional ada penampilan terbaik, tari terbaik dan busana terbaik. Negara-Negara yang pernah didatangi Ibu Endang untuk lomba tari, seperti Belanda, Jepangm Thailand, Korea Utara dan Bangkok. Bahkan Ibu Endang pernah mementaskan anak-anak didiknya di Istana Negara tahun 1994 menarikan tari gambyong. Dan diberi uang oleh Pak Suharto sekitar Rp20.000.000,-. Harapan Ibu Endang tentang tari tradisional, semoga penari-penari tari tradisional dari usia 5 tahun mulai banyak. Terutama yang sudah dewasa, karena sangat susah sekali mencari penari yang sudah dewasa. Sayangi budaya sendiri, jangan sampai diambil oleh negara lain. Karena itu bisa menjadi peluang negara lain untuk menjajah Indonesia. Dan jangan pernah meremehkan budaya tradisi sendiri.

No comments:

Post a Comment